Posted by : Unknown
Selasa, 11 Agustus 2015
Ada
sesuatu yang menarik jika diperhatikan, yaitu bertempatan di desa Terban,
kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ini yaitu memiliki investasi yang lebih
terfokus pada ternak-ternak rumahan yang dipelihara oleh warga sekitar desa
Terban. Rata-rata hampir semua penduduk disini memiliki peliharan sapi dan
setiap rumah memiliki 3 sampai 5 sapi.
Ketertarikan warga penduduk Terban terhadap pemeliharaan ternak sapi memang sangat besar walaupun tujuan dari mereka itu hanya sebagai pekerja sampingan saja ( hanya sekadar memiliki saja, yaitu untuk mengisi waktu luang dan menjadi ternak peliharaan yang masih digemari).
Ketertarikan warga penduduk Terban terhadap pemeliharaan ternak sapi memang sangat besar walaupun tujuan dari mereka itu hanya sebagai pekerja sampingan saja ( hanya sekadar memiliki saja, yaitu untuk mengisi waktu luang dan menjadi ternak peliharaan yang masih digemari).
Desa Terban ini memiliki potensi yang cukup besar
terhadap pengembangan peternakan sapi. Ini tidak terlepas dari sumber daya
lokal yang dimilikinya, misalnya ketersediaan bahan baku pakan dari hasil
limbah pertanian (jerami padi, dedak padi, kulit jagung atau bonggol janggung,
dll. Ada juga yang digembalakan misalnya di kebun karet. Tak semudah yang
dibayangkan sapi akan bertambah besar dan terus berkembang biak sehingga dapat
bertambah jumlahnya, dan setelah besar kita dapat menjualnya. Ketika saya
bertanya ke salah satu warga desa Terban ini yang bernama pak ,” untuk mencari
pakan ternak sapi (jerami padi), saya dan warga desa Terban ini harus berangkat
pagi- pagi yaitu pukul 06.00. Kita
berbondong- bondong nyari pakan sapi ketempat atau sawah yang sedang
panen padi, disitulah kami berebutan jerami padi, siapa yang lebih dulu maka
dia pasti dapat karena jika saya berangkat
telat atau lebih dari pukul 06.00 maka saya tidak akan kebagian rumput (
jerami padi ) tersebut. Terkadang ketika saya panen jagung, saya kasih pakan
sapi itu berupa kulit jagung atau bonggol jagung.
Dalam pengalamanya yang sudah berpuluh tahun, sejak masih
anak hingga menjdi kakek nenek seperti sekarang, pak Samsuri dan bu Anis nampak
paham benar dalam melakoni pemelihharaan ternak terutama sapi. Pada siang hari
sapi- sapinya dikeluarin untuk dijemur dan ketika hari sudah sore sapi- sapi
itu dimasuk lagi ke kandang.
Diungkapkan bahwa kini bapaknya sudah memiliki sapi 4
ekor dan bapaknya mengatakan bahwa memelihara sapi itu lebih mudah, asalkan
pakan dan minumnya cukup, bisa ditinggal ke sawah. Bahkan bu Anis sudah
terbiasa memberikan pakan seperti rerumputan atau jerami yang sudah tersedia di
dekat kandang.
Pemeliharaan sapi sebagai kegiatan sambilan ini
ternyata juga terselip maksud dan tujuan lain sehingga dapat dibilang bahwa
memelihara ternak di desa akan berfungsi multi. Diantaranya kotoran ternak yang bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman.
Dan diungkapkannya lagi bahwa di samping hanya sekadar memliki saja, ternak
miliknya bisa pula berfungsi sebagai “ Investasi” atau bisa disebut dengan
tabungan, bisa diperjual belikan manakala dalam keluarga membutuhkan dana
mendesak/ harus dipenuhi walaupun dirinya jarang melakukan hal tersebut.